Gambar Sampul Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Kasus Korupsi di Indonesia
Bahasa Indonesia · h_Bab 8 Kasus Korupsi di Indonesia
Rohmadi

24/08/2021 15:48:18

SMA 12 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Tema 8

Kasus Korupsi di Indonesia

Era reformasi yang telah bergulir selama 10 tahun, ternyata tidak mampu mem-

bersihkan negeri ini dari kasus korupsi. Masih banyak kasus korupsi yang belum

terungkap, bahkan masih dalam proses penyelidikan.

Dalam pelajaran ini, Anda akan diajak untuk mempelajari dan mempraktikkan

cara membaca cepat teks, menulis makalah, menganalisis wacana bahasa

Indonesia, membandingkan puisi Indonesia dan puisi terjemahan, transliterasi Arab

Melayu ke aksara latin. Semua aspek yang Anda pelajari tersebut akan dikaitkan

dengan tema yang kita bahas dalam pelajaran ini, yakni Kasus Korupsi di Indonesia.

Sumber: Tempo

Sumber: Antara

Sumber: Antara

PETA KONSEP

Kasus Korupsi di Indonesia

Membaca Cepat

Teks

Kebahasaan

Kesastraan

Menulis Makalah

Membandingkan

Puisi Indonesia dan

Puisi Terjemahan

Transliterasi Arab

Melayu ke Aksara

Latin

Menganalisis

Wacana Bahasa

Indonesia

182

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

I. Kompetensi Berbahasa

A. Membaca Cepat Teks

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu membaca cepat teks dengan kecepatan 300 – 350 kata

per menit, menemukan gagasan pokoknya, dan menjawab secara benar 75% dari

seluruh pertanyaan.

1. Membaca Cepat Teks dengan Kecepatan 300-350 Kata/Menit

Membaca cepat adalah memahami suatu tulisan dengan cepat. Bersamaan

membaca, pikiran pun harus memahami makna bacaan yang dibaca. Oleh

karenanya, sedemikian cepatnya pikiran dan hati membaca dan memahami

suatu tulisan. Ketepatan dan kecepatan membaca akan terbangun dengan

sendirinya apabila sering berlatih membaca.

2. Menemukan Gagasan Pokok

Untuk dapat memahami gagasan pokok dengan cermat dan cepat Anda

perlu banyak berlatih membaca. Karena setiap membaca dan memahami

sebuah tulisan dengan cepat, hasilnya pun akan tepat. Langkah-langkah yang

tepat dan cepat dalam membaca dan memahami maknanya adalah sebagai

berikut.

a. Mempersiapkan diri secara psikologis sebelum membaca.

b. Membaca tulisan dengan tenang namun cepat.

c. Sambil membaca, memberikan tanda-tanda yang merupakan gagasan

pokok dan gagasan utamanya.

d. Menyediakan

stopwatch

atau jam tangan untuk mengukur kecepatan dan

ketepatan dalam membaca.

e. Membaca dengan penuh konsentrasi.

Suruhlah teman untuk membaca teks berikut secara cepat! Berikan waktu

selama tiga (3) menit mulai dari sekarang! Sambil membaca, catat gagasan

pokoknya di buku tugas dengan format berikut ini!

Format 8.1

No.

Judul

Sumber

Paragraf

Gagasan Pokok

1.

2.

3.

4.

Mengkaji Peradilan Kasus

BLBI

..................................

..................................

..................................

Media Indonesia,

31 Maret 2007

.......................

.......................

.......................

................

................

................

................

................

..........................

..........................

..........................

..........................

..........................

183

Kasus Korupsi di Indonesia

Mengkaji Peradilan Kasus BLBI

Jika ada kasus-kasus peradilan yang tergolong menarik untuk dikaji

dalam dunia akademis, kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)

adalah satu di antaranya. Proses hukum kasus BLBI sedang diperiksa

di tingkat pengadilan, baik untuk penyalahgunaan dana BLBI yang

melibatkan pemilik dan pengelola bank maupun penyaluran dana BLBI

yang mendudukkan mantan Direksi Bank Indonesia sebagai terdakwa.

Perbandingan kedua proses hukum tersebut akan sangat menarik karena

kedua persoalan hukum tersebut dapat diuji tingkat independensi

peradilan dan logika hukum di balik penanganan kedua persoalan hukum

tersebut. Vonis hakim dan tuntutan jaksa dapat dijadikan ujian seberapa

jauh kasus tersebut telah diuji secara adil, jujur, dan tidak memihak.

Paradigma hukum dan peraturan perundang-undangan dapat dijadikan

landasan untuk pengujian tersebut.

Sebagai catatan awal perlu dikemukakan bahwa BLBI lahir sebagai

upaya mengatasi krisis perbankan nasional yang kemudian melahirkan

instrumen moneter untuk menjawab krisis ekonomi yang mulai

menghantam Indonesia sejak pertengahan 1997 dan menjadi tidak dapat

dikendalikan saat memasuki 1998. Krisis ekonomi mulai memiliki

pijakan situasional ketika pemerintah mencabut izin operasional 16 bank

swasta nasional, yang memunculkan tanggung jawab pemerintah untuk

memberikan dana talangan terhadap simpanan antarbank serta dana

pihak ketiga lainnya. Kebutuhan dana talangan dalam jumlah triliunan

rupiah tersebut jelas tidak dapat dipecahkan melalui instrumen ekonomi,

tetapi harus melalui keputusan politik untuk mendukung instrumen

moneter.

Krisis ekonomi kemudian diperparah lagi dengan munculnya krisis

politik yang mulai menggelinding pada Februari 1988, ketika para

mahasiswa menuntut Presiden Suharto mengundurkan diri. Mendekati

mundurnya Soeharto pada Mei 1998 membuat masyarakat secara ber-

samaan menarik dana dari bank, yang kemudian menimbulkan sejum-

lah bank mengalami kalah kliring. Situasi darurat seperti itu telah men-

dorong Bank Indonesia untuk mengambil tindakan penyelamatan indus-

tri perbankan nasional dengan jalan menyuntikkan dana segar ke bank-

bank tersebut, bantuan likuiditas perbankan.

Persoalan yang kemudian muncul adalah kalangan pemilik bank

ternyata tidak menggunakan dana BLBI untuk kepentingan menjadikan

bank terhindar dari proses kehancuran, tetapi menggunakan sebagian

besar untuk kepentingan kelompok usaha sendiri. Tindakan pemilik bank

tersebut dalam konteks hukum perbankan disebut sebagai pelanggaran

Batas Maksimum Penggunaan Kredit (BMPK). Pelanggaran BMPK,

184

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

menurut UU Perbankan 1992, jelas merupakan tindak pidana. Tindakan

tidak menghentikan proses kliring dan pengucuran dana BLBI sebagai

pilihan lain, yang kemudian membawa tiga mantan Direksi Bank

Indonesia ke pengadilan dan mantan Gubernur Bank Indonesia

Soedradjat Djiwandono sebagai tersangka dalam kasus penyaluran

dana BLBI.

Persoalan yang selanjutnya menarik untuk dikaji adalah peradilan

terhadap pihak-pihak yang menyalahgunakan dana BLBI dan proses

hukum terhadap tiga mantan Direksi Bank Indonesia Hasil penelitian

yang baru saja dilakukan oleh

Judicial Watch Indonesia

(JWI)

memperlihatkan kecenderungan buruk-nya penanganan kasus-kasus

perbankan tersebut, yang diperlihatkan mulai dari kelemahan penyidikan

kasus di kepolisian sampai putusan hakim yang tidak mencerminkan

tingkat kesalahan para terdakwa. Sebagian besar terdakwa dijatuhi

hukuman antara delapan bulan sampai dua tahun penjara untuk

kerugian negara triliunan rupiah. Padahal, pelanggaran BMPK adalah

perbuatan pidana yang serius dengan ancaman hukuman penjara di

atas lima tahun.

Oleh : A. Muhammad Asrun

(Dikutip seperlunya dari harian

Media Indonesia

, 31 Maret 2007)

3. Menjawab secara Benar 75% dari Seluruh Pertanyaan

Untuk membuktikan pemahaman teman Anda, mintalah dia untuk

menjawab secara lisan dari seluruh pertanyaan di bawah ini!

a. Mengapa kasus peradilan BLBI menarik untuk dikaji?

b. Bagaimana latar belakang terjadinya kasus BLBI?

c. Siapa saja yang terlibat dalam kasus BLBI tersebut?

d. Apakah hubungan Direksi BI dalam kasus BLBI?

e. Apakah tema yang dibicarakan dalam bacaan di atas?

f. Bagaimana pendapat Anda terhadap proses peradilan BLBI?

g. Bagaimana kesimpulan dari bacaan di atas?

h. Kapan krisis ekonomi mulai memiliki pijakan situasional?

i. Dari mana sumber informasi itu?

j. Siapa yang melakukan penelitian sehingga menemukan kelemahan dalam

penanganan kasus perbankan?

B . Menulis Makalah

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mendaftar gagasan utama tiap paragraf dan merangkum-

nya, menyusun rangka makalah, paragraf pembukaan, dan menuliskan isinya.

185

Kasus Korupsi di Indonesia

Keterampilan menulis sangat penting bagi siswa. Dengan menulis, dapat

menuangkan ide, gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk tulisan. Selain itu,

dengan keterampilan menulis juga dapat mendatangkan keuntungan materi

dan ketenaran. Esai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu

pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi

penulisnya. Menulis esai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar

pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan.

1. Contoh Esai

Cermati contoh esai di bawah ini!

Tekad Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Memberantas Korupsi

Korupsi di negeri ini acapkali lebih disebabkan kurangnya ketela-

danan pemimpin, di samping buruknya mentalitas pengabdian para

pelaksana fungsi pemerintahan (mentalitas pegawai pemerintahan),

mulai dari pusat sampai lini terbawah. Itu sebabnya, mengapa tugas

awal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hari-hari pertamanya

adalah memprediksi berbagai bentuk

economic crime

yang menjadi

motif, atau sebaliknya mendorong tumbuh dan berkembangnya perilaku

korup perorangan atau korupsi berjamaah.

Konsistensi dengan kemauan baik dan tekad memberantas korupsi

sebagaimana dijanjikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia harus

mampu meniadakan jargon pelayanan birokrasi selama ini, yang

terungkap dalam pernyataan, “Kalau bisa dipersulit, mengapa perlu

dipermudah.” Jargon pelayanan publik oleh birokrasi negara seperti

itu, merusak keinginan pelayanan pemerintahan yang sebaik-baiknya

bagi masyarakat (pelayanan prima).

Jargon yang terlanjur tersosialisasi di hampir seluruh aparat negara

kita itu, mengakses sikap dan perilaku pegawai pemerintahan yang

cenderung korup. Jargon itu mendorong munculnya budaya uang semir,

uang pelicin, uang kopi, dan faktor X lain, yang semua termasuk kategori

tindak pidana korupsi. Mulai tingkat paling kecil sampai tingkat paling

besar (korupsi kelas kakap dan superkakap).

Pertanyaannya, akan benar-benar mampukah Presiden Susilo

Bambang Yudhoyonomerealisasikan janjinya memberantas korupsi di

negeri ini? Benarkah tekad Susilo Bambang Yudhoyono akan memimpin

langsung pemberantasan korupsi di negera kita, dapat mengurangi

kuantitas dan kualitas korupsi, karena meniadakannya sama sekali -

sebagaimana pengalaman di hampir seluruh negara di planet bumi ini-

nyaris mustahil? Jawabannya, tidak bergantung hanya kepada presiden,

186

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

wapres, dan seluruh anggota kabinetnya. Semua itu juga bergantung

kemauan baik, keteladanan serta tekad segenap unsur penyelenggaraan

negara, mulai tingkat pusat hingga kelurahan/desa, bahkan hingga

pedukuhan, untuk menjauhi segala perilaku korupsi.

Sekalipun demikian, pemberantasan korupsi tanpa kemauan baik,

keteladanan dan tekad seluruh anggota parlemen (pusat dan daerah),

pun akan percuma. Hal ini karena tidak semua arah pemerintahan

merupakan bagian kewenangan presiden, maka peran parlemen dalam

pemberantasan korupsi mutlak diperlukan.

Apalagi kalau diingat betapa luas cakupan sistemik, moral, dan

hukum di balik beban tugas setiap anggota parlemen. Oleh karenanya,

sangat logis bila banyak orang berkata, “omong kosong presiden bisa

memberantas korupsi tanpa dukungan parlemen.”

Oleh : Novel Ali

(Dikutip seperlunya dari harian

Solopos

, 2 November 2007)

2. Mendaftar Gagasan Utama Tiap Paragraf

Bacalah sekali lagi secara intensif contoh esai di atas! Sambil membaca,

catat gagasan utama tiap paragrafnya di buku tugas dengan mengikuti pola

pada format 8.1!

3. Merangkum Gagasan Utama Antarparagraf

Setiap esai tentu memiliki gagasan utama yang disajikan oleh penulisnya

di dalam kalimat secara jelas, padat, dan isi, meskipun esai adalah suatu

gagasan utama tunggal yang diperluas melalui perincian, contoh, penjelasan,

bukti, dan lain-lain. Gagasan utama tersebut dinyatakan dalam suatu kalimat

yang jelas dan padat. Untuk itu, berdasarkan catatan gagasan utama tiap

paragraf tersebut, tulislah rangkumannya sehingga terbentuk gagasan utama

antarparagraf. Kerjakan di buku tugas!

4. Menyusun Kerangka Paragraf

Langkah-langkah menyusun paragraf dalam menulis esai adalah sebagai

berikut.

a. Menentukan judul esai.

b. Menentukan topik permasalahan yang akan dibicarakan dalam tulisan.

c. Menentukan tujuan penulisan esai.

d. Menentukan jenis esai yang akan ditulis.

e. Membuat kerangka paragrafnya.

f. Membuat paragraf pembukanya.

g. Membuat paragraf pengembangannya.

h. Membuat paragraf penutupnya.

187

Kasus Korupsi di Indonesia

Untuk membuktikan kerangka yang jelas, uraikan contoh esai di atas

menjadi format kerangka esai seperti langkah-langkah di atas. Salin format

berikut ini ke dalam buku tugas Anda!

Format 8.2

5. Menyusun Paragraf Pembukaan

Dalam menyusun paragraf pembukaan yang diperlukan adalah pemahaman

topik dan gagasan utama dari paragraf tersebut. Gagasan utama dalam sebuah

paragraf merupakan penentu untuk pengembangan ide-ide penjelas lain dalam

satu paragraf tersebut. Menyusun paragraf pembuka usahakan menggunakan

penalaran deduktif atau induktif. Penalaran deduktif berarti pokok pikiran di

awal paragraf, sedangkan paragraf induktif kesimpulan/gagasan pokok berada

di akhir kalimat. Buatlah satu paragraf pembukaan berdasarkan topik yang

akan Anda buat! Kerjakan di buku tugas Anda!

6. Menuliskan Isi

Setelah Anda membuat kerangka paragraf dan paragraf pembu-kaan,

buatlah paragraf pengembangan isi dengan model hampir sama dengan paragraf

pembukaan. Hanya saja dalam penulisan paragraf isi perlu menegaskan isi

paragraf sebagai pesan yang akan disampaikan kepada penulisnya. Apabila

dibuat formatnya sebagai berikut.

Gagasan utama :

....

Gagasan penj

elas : ....

Gagasan penj

elas : ....

Gagasan penj

elas : ....

Gagasan penj

elas : ....

Kesimpulan

: ....

7. Menyusun Paragraf Penutup

Paragraf penutup merupakan kesimpulan dari esai yang telah dibuat.

Salinlah di buku tugas Anda dan cobalah menyusun paragraf penutup!

Gagasan Penjelas

: ....

Gagasan Penjelas

: ....

Gagasan Penjelas

: ....

Gagasan Penutup/Utama/Kesimpulan : ....

No.

Judul

Topik Tujuan

Paragraf

Pembuka

Pengembangan Paragraf

1.

2.

Tekad Presideng

Susilo Bambang

Yudhoyono Mem-

berantas Korupsi

........................

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

.........

..............

..............

..............

..............

......................

......................

......................

......................

.............

.............

.............

.............

188

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

8. Memperbaiki Tulisan

Dalam menulis esai perlu diperhatikan kaidah penulisan yang baik dan

benar. Baik artinya komunikatif dan benar artinya harus sesuai dengan kaidah

EYD. Untuk itu, hasil tulisan yang telah Anda buat, diserahkan kepada teman-

teman atau guru Anda. Mintalah masukan bagaimana diksinya, kiasan makna-

nya, kalimat-kalimatnya, ejaannya, dan tanda baca yang digunakan dalam

penulisan paragraf tersebut. Setelah itu, perbaikilah tulisan Anda berdasarkan

masukan teman-teman dan guru Anda! Kerjakan di buku tugas Anda!

C. Menganalisis Wacana Bahasa Indonesia

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai jenis wacana, mengorganisasikan

wacana, menentukan kohesi dan keherensi wacana, serta menentukan kelengkapan

wacana.

1. Mengidentifikasi Wacana Jurnalistik, Sastra, dan Ilmiah

Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia

disebutkan bahwa wacana adalah

satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau

laporan utuh, seperti cerpen, artikel, pidato, dan sebagainya. Wacana juga

merupakan suatu peristiwa terstruktur yang dimanifestasikan dalam perilaku

linguistik, sedangkan teks adalah suatu urutan ekspresi-ekspresi linguistik yang

terstruktur yang membentuk keseluruhan yang padu.

a. Contoh wacana dalam sastra:

- Aku berada dalam mimpi yang tidak berwarna. Ada beberapa bayang

dalam seringai ngeri, mengelilingi cahaya yang berpendar menusuki

gulita. Seperti ada yang bertanya pada lorong yang paling labirin

telingaku. Masih mau hidup atau ingin segera mati? Jika aku mati,

bagaimana ibuku? Apakah ia tidak akan terkena amarah Bapak?

Dikutip dari

Gadis dalam Kaca

, hal. 22, Izzatul Jannah.

b. Contoh wacana jurnalistik:

Indonesia Idol

Ajang kompetisi ratu-ratuan kembali digelar. Kali ini RCTI yang

memiliki gagasan untuk menayangkan

The Indonesia Idol

. Acara

ini menurut Daniel Hartono, Sales & Marketing Director

RCTI, sedikit berbeda dengan ajang sejenis. Malam puncak

perhelatan Indonesia Idol akan disiarkan langsung oleh RCTI pada

19 Februari 2007.

Sumber: tabloid

Cek & Ricek

, edisi 335 Thn. VII - 31 Januari 2007

189

Kasus Korupsi di Indonesia

c. Contoh wacana ilmiah:

Menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap sehingga

dapat disebut sebagai kamus lengkap memang sangat berat. Selain

dibutuhkan pikiran, tenaga, waktu, serta biaya yang hampir-hampir

tidak dapat dibatasi, ada hal lain yang menjadi syarat kelengkapan

itu.

Sumber:

“Prakata”

dalam KBBI Edisi Ketiga, 2003.

2. Mengorganisasikan Wacana

Mengorganisasi adalah membentuk struktur wacana yang utuh dan lengkap.

Oleh karena itu, menyusun wacana yang kohesif dan koherensif berarti harus

memenuhi kriteria ciri-ciri paragraf yang efektif berikut ini.

a. Setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang

relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan.

b. Dalam satu paragraf hanya ada satu pokok pikiran.

c. Pada umumnya, paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat.

d. Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran.

e. Paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padu.

f. Kalimat-kalimat dalam paragraf tersusun secara logis dan sistematis.

3. Menentukan Kekohesian dan Kekoherenan Wacana secara Utuh

Wacana merupakan gabungan dari beberapa paragraf. Paragraf sendiri

terdiri atas seperangkat kalimat yang berkaitan erat dengan yang lain. Kalimat-

kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu, sehingga makna yang

dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. Alat penanda

atau pemarkah kohesi dan koherensi dalam paragraf dapat berupa kata dan

kelompok kata. Permarkah-pemarkah tersebut sangat banyak dan bermacam-

macam, yaitu sebagai berikut.

a. Penanda hubungan kelanjutan, misalnya:

dan, lagi, serta, lagi pula,

dan

tambahan lagi.

b. Penanda hubungan urutan waktu, misalnya:

dahulu, kini, sekarang, sebelum,

setlah, sesudah, kemudian, sementara itu, sehari kemudian..

c. Penanda klimaks, misalnya:

paling, se-nya, dan ter-.

d. Penanda perbandingan, misalnya:

sama, seperti, ibarat, bak,

dan

bagaikan.

e. Penanda kontras, misalnya:

tetapi, biarpun, walaupun,

dan

sebaliknya.

f. Penanda ilustrasi, misalnya:

umpama, contoh,

dan

misalnya.

g. Penanda sebab-akibat, misalnya:

karena, sebab, oleh karena itu.

h. Penanda kesimpulan, misalnya:

kesimpulan, ringkasnya, garis besarnya,

dan

rangkuman.

190

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

4. Menentukan Kelengkapan Wacana

Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar

di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang

berkesinambungan, yang mempunyai awal dan akhir nyata dan disampaikan

secara lisan atau tertulis. Oleh karena itu, kelengkapan suatu wacana adalah

adanya fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan paragraf.

II. Kompetensi Bersastra

A. Membandingkan Puisi Indonesia dan Puisi Terjemahan

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu membandingkan berbagai penyimpangan bahasa dalam

masing-masing puisi serta membandingkan nilai-nilai etika yang dianut penyair dalam

puisinya.

1. Membandingkan Berbagai Penyimpangan Bahasa

Pada saat mempelajari Tema 1, Anda telah diajak mendengarkan

Pembacaan puisi terjemahan, bukan? Pada pertemuan kali ini, Anda

diharapkan mampu membandingkan berbagai penyimpangan bahasa yang

terjadi dalam puisi Indonesia dan puisi terjemahan. Untuk puisi terjemahan,

Anda dapat melihat kembali contoh-contohnya di Tema 1, sedangkan berikut

ini adalah contoh-contoh puisi Indonesia. Anda diminta membacanya dengan

intensif. Sambil membaca, coba temukan berbagai penyimpangan bahasa

dalam hal leksikal, fonologi, semantik, dan sintaksisnya. Perlu diuraikan dahulu,

leksikal adalah hal yang berkaitan dengan kosakata. Fonologi adalah bidang

linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyian bahasa menurut fungsinya. Semantik

adalah ilmu tentang makna kata/kalimat. Sintaksis adalah cabang linguistik

tentang susunan kalimat dan bagian-bagiannya. Tuliskan berbagai penyim-

pangan bahasa tersebut di buku tugas dengan mengikuti format berikut ini!

Format 8.3

No.

Leksikal

FonologiSemantik Sintaksis

Puisi Indonesia

Puisi Terjemahan

Leksikal

FonologiSemantik Sintaksis

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

..............

1.

2.

3.

4.

5.

6.

191

Kasus Korupsi di Indonesia

a. Puisi Indonesia:

Lara

Aku masih mencari sudut kota tua

sendiri berlari ke peraduan

mencari arahku yang dulu kelam

oleh malam

dan ke peraduan sunyi

menyibak raguku

menyelimuti usangku

Aku pencari sudut kota

dalam leluasa kesenyapan

menerangi langkahku

dan mengulangi warna hitam

dari balik batuku

tapi aku pecah pancaran mentari

yang penuhi pendurhaka malam

biar aku kosongkan lorong-lorongnya

dan kusiram kabut senja itu dengan senyumku

Aku masih mencari sudut kota tua

berlari lagi ke peraduan

sampai kali ketiga

aku pun tak kan bosan

Oleh: Apriliya Tri R.

Sumber:

Suara Merdeka

, 10 April 2007

b. Puisi terjemahan

Sebuah Pertanyaan untuk Tuhan

Zaman demi zaman, duh Gusti, telah Engkau kirim rasul-rasul-

Mu ke dunia yang malang ini, yang telah menyisakan ucapan

mereka: “Ampunilah semua. Sucikan hatimu dari aliran-aliran darah

merah kebencian.”

Begitu mengagumkan mereka, yang layak untuk diingat; tetapi

dari pintu luar, aku telah memalingkan mereka sekarang ini —

sebuah hati yang jahat— dengan penghormatan tak bermakna.

192

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Pelatihan

Tidak pernahkah aku melihat kejahatan rahasia meluluhlan-

takkan si lemah di balik tudung kemunafikan?

Tidak pernahkah aku mendengar suara keadilan yang

terbungkam beruraian air mata dalam kesunyian karena amukan-

amukan musuh yang kuat?

Tidak pernahkah aku melihat dalam duri anak-anak muda yang

mendura, menjadi gila, karena menubrukkan hidup mereka sia-

sia pada bongkahan karang yang tak berperasaan?

Tersendat suaraku, membisu kidungku, dan dunia gelapku

terhampar dalam penjara impian suram; maka aku bertanya

kepada-Mu, wahai Tuhan, dalam isak tangis ini, “Pernahkah Engkau

mengampuni, pernahkah Engkau mencintai mereka yang sedang

meracuni udara-Mu dan memadamkan cahaya-Mu?”

(Sumber:

The Hearth of God Menyingkap Kalbu Ilahi

, Jendela Grafika, 2002,

Hal. 6, Terjemahan: Ribut Wahyudi).

Anda sudah mempelajari cara membandingkan berbagai penyimpangan

bahasa dalam masing-masing puisi serta membandingkan nilai-nilai etika

yang dianut penyair dalam puisinya. Sekarang agar lebih terasah

kemampuan Anda kerjakan perintah-perintah di bawah ini!

1. Carilah puisi Indonesia dan puisi terjemahan yang terdapat di

perpustakaan sekolah Anda!

2. Bandingkan kedua puisi tersebut berdasarkan format di lembar

sebelumnya!

3. Kumpulkan kepada guru pengampu agar mendapat tambahan nilai!

B. Transliterasi Arab Melayu ke Aksara Latin

Tujuan Pembelajaran

Anda diharapkan mampu menulis kata-kata dengan huruf Arab Melayu dan mengalih-

kan teks beraksara Arab Melayu ke dalam aksara Latin.

Di Indonesia banyak sekali dijumpai beragam karya sastra lama yang ditulis

dalam huruf Arab Melayu. Artinya, penulisan dengan huruf Arab (Hijaiah) dan

menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi, huruf hijaiah di sini tidak

menggunakan harakat, yaitu baris tanda bunyi a

(fatah)

, i

(kasrah)

, dan u

193

Kasus Korupsi di Indonesia

(damah)

serta tanda an, in, un

(tanwim)

. Pada pertemuan kali ini, Anda diharap-

kan mampu menuliskan kata dengan huruf Arab Melayu. Sebelumnya, coba

Anda cermati tata penulisan Arab Melayu berikut ini.

1. Kaidah Penulisan Arab Melayu

a. Setiap suku kata yang diawali dan diakhiri konsonan, cukup ditulis kon-

sonannya saja.

Contoh: - tem-pat =

- tang-kas =

b. Suku kedua dari belakang hidup berbunyi

a

mendapat saksi alif (

),

sedangkan suku pertama dari belakang hidup berbunyi

a

tidak mendapat

saksi.

Contoh: ra - ja =

c. Suku kedua dari belakang hidup berbunyi

e

dan suku pertama dari belakang

berbunyi

a

, maka suku pertama dari belakang mendapat alif saksi.

Contoh: re - da =

d. Suku pertama dan kedua terdiri dari vokal

i, e

dan

ai

, maka huruf Arab itu

diberi saksi yak (

).

Contoh: ki - ri =

se - ri =

e. Suku pertama dan kedua berbunyi

o, u,

dan

au

ditulis dengan wau (

).

Contoh: ro - da =

pu - lau =

f. Suku terakhir berbunyi wa, maka ditulis huruf wau (

) dan alif (

).

Contoh: ji - wa =

g. Huruf awal pada suku kata pertama terdiri atas vokal diikuti konsonan,

maka dituliskan alif saja.

Contoh: an - tar =

h. Suku kata pertama berbunyi

a

saja dituliskan dengan alif.

Contoh: a - man =

i. Suku kata terakhir berbunyi

ai

dan au tidak mengalami perubahan ejaan.

Contoh : tu - pai

=

ker - bau =

194

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

j. Kata yang berakhiran

an, i,

dan

kan

tidak mengalami perubahan ejaan

jika dirangkaikan dengan imbuhan lainnya.

Contoh : perkataan-mu =

Selain beberapa kaidah penulisan di atas, coba Anda cermati tata penulisan

huruf-huruf di bawah ini.

a. Huruf p ditulis dengan (

) atau (

)

b. Huruf g ditulis dengan (

) atau (

)

c. Huruf nya ditulis dengan (

) atau (

)

2. Mengalihkan Teks Arab Melayu ke Aksara Latin

Setelah mempelajari berbagai kaidah penulisan Arab Melayu, Anda diminta

untuk mengalihkan kata atau kalimat dari tulisan Arab Melayu ke dalam aksara

Latin. Hal ini disebut dengan transliterasi, yaitu penyalinan dengan penggantian

huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya. Berikut ini diberikan

contohnya.

a. Dalam bentuk kata:

- ayam

=

- bahtera =

- batas

=

- mahir

=

- batu

=

- deru

=

- lantai

=

- harimau =

- nenek

=

- molek

=

b. Dalam bentuk kalimat

195

Kasus Korupsi di Indonesia

Refleksi

Ruang Info

Pelatihan

Transliterasi:

- Dengan ikhlas saya memberikan fitrah kepada fakir miskin.

Transliterasi:

- Seorang guru harus berlaku adil kepada muridnya.

Coba Anda cari teks sastra lama yang menggunakan huruf Arab Melayu!

Selanjutrnya, fotokopilah dan transliterasikan dalam buku tugas Anda!

Kumpulkan pada Bapak/Ibu Guru untuk diperiksa kebenarannya dan

diberi penilaian!

Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang

diproyeksikan pada pentas, yang menggunakan bentuk cakapan dan

gerak atau penokohan di hadapan penonton.

Dalam pelajaran ini, Anda telah mempelajari serta mempraktikkan

cara membaca cepat teks, menulis makalah, menganalisis wacana

bahasa Indonesia, membandingkan puisi Indonesia dan puisi

terjemahan, transliterasi Arab Melayu ke aksara latin. Sudahkah Anda

menguasai keterampilan yang Anda pelajari dan lakukan tersebut? Jika

sudah, Anda boleh meneruskan ke tema berikutnya, tetapi jika Anda

belum menguasai, sebaiknya Anda mengulangi lagi pelajaran tersebut

dan jangan sungkan-sungkan bertanya pada guru pengampu.

196

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

Kerjakan di buku tugas Anda!

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Alur, penokohan, tema, dan amanat termasuk unsur-unsur .... dalam karya

sastra.

a. intrinsik

b. ekstrinsik

c. karakteristik

d. kharismatik

e. endosentrik

2. Wacana argumentasi dan eksposisi memiliki kesamaan seperti hal di bawah

ini,

kecuali

....

a. menjelaskan pendapat, gagasan, meyakinkan, dan menginformasikan

pembaca

b. memerlukan faktor yang diperkuat dengan angka, statistik, dan sebagainya

c. memerlukan data yang lengkap

d. pada bagian penutup bersifat mengajak

e. mendeskripsikan wacana atau peristiwanya

3. Sebuah karangan dibagi atas paragraf-paragraf. Dalam membentuk suatu

paragraf diperlukan suatu syarat. Syarat-syarat paragraf yang baik adalah

sebagai berikut,

kecuali

....

a. kalimat disusun secara logis

b. tidak boleh ada kalimat sumbang

c. bahasa yang digunakan harus bahasa efektif dan formal

d. menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif

e. menggunakan kalimat-kalimat yang jelas

4. Yang dimaksud dengan tema suatu karangan adalah ....

a. tujuan pengarang

b. kalimat utama

c. isi karangan

d. pokok pikiran

e. pikiran penjelas

197

Kasus Korupsi di Indonesia

5. Pada hakikatnya, pendidikan berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa

proses transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi, dan keterampilan.

Pelaksanaan proses adalah pendidikan dalam fungsi dan lingkungan masing-

masing. Penerima proses adalah siswa yang sedang tumbuh dan berkembang

menuju ke arah kedewasaan kepribadiannya.

Pikiran utama paragraf di atas adalah ....

a. yang menerima proses adalah siswa

b. pendidikan berlangsung dalam suatu proses

c. proses pendidikan meliputi proses transformasi nilai-nilai pengetahuan

d. proses pendidikan yang berlangsung pada siswa

e. kedewasaan seseorang yang tertinggal

7. Paragraf di atas termasuk jenis paragraf ....

a. deduktif

b. induktif

c. campuran

d. deskriptif

e. naratif

8. Kalimat berikut yang merupakan kalimat pertanyaan dalam sebuah dialog atau

ceramah adalah ....

a. Apakah Marlina belajar bahasa Indonesia?

b. Bagaimanakah keadaan Yuma?

c. Apakah kakak memanjat pohon jambu dan Andi memetik bunga?

d. Bagaimanakah alternatif penyelesaian masalah yang berkepanjangan ini,

Saudara-Saudara?

e. Jangan ambil sikap arogan, kita adalah sama!

9. Yang dimaksud dengan gagasan utama dalam paragraf adalah ....

a. pendapat penulis

b. gagasan pokok

c. gagasan penjelas

d. ide campuran

e. gagasan sumbang

10. Dalam menulis esai yang perlu diperhatikan adalah hal-hal berikut ini,

kecuali

....

a. menentukan topik

b. membuat kerangka karangan

c. menentukan gagasan utama dalam karangan

d. menentukan jenis esai yang akan ditulis

e. mencari dukungan atau sponsor

198

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa

B. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Buatlah kalimat tanya yang efektif dan menarik untuk diajukan sebagai

pertanyaan dalam forum diskusi!

2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam naskah drama!

3. Sebutkan unsur-unsur pementasan naskah drama!

4. Jelaskan yang dimaksud dengan esai dan berikan contohnya!

5. Buatlah kerangka esai dan kembangkan menjadi paragraf yang utuh!